Kongregasi Misionaris Hati Kudus (Tarekat MSC)
Kongregasi Misionaris Hati Kudus (Tarekat MSC) adalah Kongregasi religus dalam gereja Katolik Roma. MSC adalah kepanjangan Bahasa Latin “Missionarii Sacratissimi Cordis Iesu”, yang dalam bahasa Inggris adalah “Missionaries of the Sacred Heart of Jesus”. Dalam bahasa Indonesia adalah “Misionaris Hati Kudus Yesus”.
Waktu berumur 30 tahun, Jules Chevalier (1824-1907), seorang imam Keuskupan Bourges, mendirikan Kongregasi MSC pada tahun 1854 di Issoudun, Perancis. Ketika dibina di seminari, ia mengalami pengalaman akan cinta Allah melalui Hati Kudus Yesus. Pengalaman itu mengubah hidupnya. Pada tahun 1854, ia membentuk sebuah kelompok kecil imam-imam yang bercita-cita yang sama, menjadi sebuah komunitas MSC pertama, di bawah perlindungan Maria, yang ia beri gelar “Bunda Hati Kudus.”
Pater Pendiri Jules Chevalier melihat Hati Kudus Yesus sebagai tempat bertemunya Allah dan manusia. Sungguh, dari Hati Yesuslah, cinta Allah dicurahkan pada umat manusia; dalam Hati Yesus, manusia didamaikan dengan Allah. Yesus mengundang kita kepada suatu “Spiritualitas Hati”, meneladani Dia dalam perendahan diri-Nya, ketaatan, keberanian, kesetiaan, dan kasih.
Saya sangat berharap bahwa Anda, Saudara-saudara yang terkasih, akan terus menimba inspirasi dan kekuatan dari spiritualitas ini dan dari Karisma Pendiri dalam memenuhi panggilan Anda dalam Gereja dan dunia. Anda tidak hanya memiliki sejarah yang mulia untuk dikenang dan dikisahkan, tetapi juga suatu sejarah yang agung yang masih harus dipenuhi! Pandanglah ke masa depan, ke mana Roh mengutus Anda untuk melakukan hal-hal yang lebih besar!(VITA CONSECARATA 110). PAUS YOHANES PAULUS II, 1 SEPTEMBER 2004, DALAM RANGKA 150 TAHUN KONGREGASI MSC.
Menyatakan Cinta
Perhatian dan keprihatinan komunitas kecil MSC itu bersifat global, tetapi mereka mulai dengan membaca tanda-tanda zaman secara lokal, dalam masyarakat Perancis yang semakin lama menjadi semakin sekular. Percaya bahwa Cinta Allah adalah obat mujarab bagi penyakit zaman itu, mereka bertekad untuk membangun kembali iman di sebuah pedesaan yang acuh tak acuh terhadap hidup beriman atau keagamaan yakni di Issoudun, 250 km dari kota Paris.
Masa-masa sulit, pengejaran dan penangkapan para religius di Perancis justru menjadi peluang penyebaran para MSC. Setelah lebih dari 150 tahun sejak berdirinya Kongregasi ini di Issoudun, kini kami hadir di 50 negara dan beranggotakan lebih dari 2000 anggota, imam-imam dan para bruder.
Karena kami tidak pernah didirikan untuk suatu karya tertentu, pelayanan kami bermacam-macam, namun semuanya berusaha menjawab tanda-tanda zaman dengan membawa orang-orang pada pengalaman yang lebih dalam akan cinta Allah dan membuat cinta itu konkret dalam kehidupan.
Provinsi MSC Indonesia
Kongregasi MSC memulai misi di Indonesia pada tahun 1903 dengan kedatangan para misionaris dari Belanda di Langgur, Maluku. Namun, Provinsi Indonesia baru didirikan pada tanggal 6 Oktober 1971. Kini, Provinsi MSC Indonesia beranggotakan lebih dari 300 orang. Karya serta perutusan kami tersebar di 13 keuskupan di Indonesia dan puluhan negara di luar Indonesia, dalam pelbagai macam bentuk pelayanan.
Kami hidup, sebagian besar dalam komunitas-komunitas, berbagi hidup, doa dan perutusan. Keberagaman pelayanan kami menyatakan betapa beragamnya kebutuhan akan pelayanan di tengah-tengah masyarakat, serta beragamnya karunia yang hidup di tengah-tengah komunitas kami. Misi kami adalah agar “Dikasihilah Hati Kudus Yesus, di Seluruh Dunia!” “Ametur Ubique Terrarum Cor Iesu Sacratissimum!”
Spiritualitas Hati
Bagi orang Kristiani, “Spiritualitas” selalu berhubungan dengan “Spirit” yakni Roh Kudus. “Spiritualitas” berarti “cara hidup menurut Roh Kudus”. Spiritualitas Kristiani menjadikan orang sadar mengenai karunia-karunia Roh dalam dirinya yang sebenarnya memperkaya hati setiap manusia (Gal 5: 22 – 23). Roh Kudus memberi manusia kemampuan untuk mencintai kendati afeksi sudah kering, kemampuan mengampuni walau dilanda sakit hati, dan tetap melayani walaupun dikuasai rasa jenuh. Berkat karunia-karunia Roh itu, orang sanggup mengambil keputusan-keputusan penting demi kepentingan sesama, bukan karena terbawa emosi atau pertimbangan dangkal belaka, melainkan karena terdorong oleh daya kekuatan Roh kebijaksanaan dan cinta.
Spiritualitas Kristiani dibentuk oleh iman kepercayaan akan Bapa, Putera, dan Roh Kudus sebagai daya pemersatu dan daya penggerak kehidupan kita. Spiritualitas Kristiani itu seumpama sebuah kapal layar di lautan kehidupan yang berombak. Cinta Allah Bapa, Sang Pencipta, adalah geladak kapal yang menopang kita, supaya tidak tenggelam. Yesus dan kabar baik-Nya berperan sebagai pengemudi yang menuntun kita agar tidak kehilangan arah. Roh Kudus menghembuskan angin yang membentangkan layar, supaya kapal dapat tetap berlayar di lautan kehidupan.